KRITIK KARYA SENI LUKIS
(pendekatan
holistik)
Judul
: Menunggu ratu adil
Tahun
: 2010
Ukuran
: 150 x 200 cm
Media
: acrylic on kanvas
1.
Deskripsi karya
Karya
lukis yang dibuat oleh heri dono berjudul “menunggu ratu adil” divisualisasikan
dengan metafora yang sangat khas dengan penggambaran pejabat negara yang
ditempatkan pada kaleng kerupuk kerung murah yang sering kita lihat di
warung-warung dan disebelah kaleng kerupuk murah berdiri sesosok tokoh yang
dalam penggambarannya hampir mirip dengan salah satu petinggi negara. Dengan
penggambaran mulut yang besar dan seram dengan dua orang penggerak dari wayang
besar. Dan gambar kepala yang melekat pada tangan di depan wayang seolah
berperan sebagai pesuruh atau orang yang bertugas menjalankan tugas.
Medium
lukisan heri dono adalah cat acrilyc yang dikerjakan diatas kanvas berukuran 150
x 200 cm dengan background dengan warna gelap agak bertekstur, dengan teknik
dry brush atau sapuan kuas kering dengan gaya abstrak imajinatif. Dalam karya
ini sepertinya seniman ingin mencoba menyampaikan kritik dan kekhawatirannya
terhadap sistem pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang tidak bertanggung
jawab dan mementingkan kepentingan kelompok serta kepentingan pribadi dalam
bentuk karya dua dimensi pada kanvas dengan pilihan warna-warna dan bentuk
karakter visual yang khas dalam karya lukisanya.
2. Analisis
Visualisasi
yang ditampilkan oleh heri dono dengan bentuk ekspresif imajinatif, yang
tertata rapi dengan permainan warna yang digarap dengan warna-warna panas dan
gelap yang seakan juga menggambarkan kondisi pemerintahan yang nyata. Dan warna
cream dan pasta pada objek membuat lukisan nampak kontras dan menarik ketika dilihat
dengan perpaduan background gelap, merah agak kecoklatan hitam. Dan secara
keseluruhan karya heri dono terlihat mampu sejanak menghibur mata maupun
pikiran kita untuk berfikir tentang pemimpin negeri ini.
3. Interpretasi
Henri
dono mengajak kita untuk peka terhadap permasalahan politik yang ada di negara
kita ini. Dengan tampilan seorang pejabat yang digambarkan ber jas dan berpeci
hitam dalam kaleng kerupuk diatas motor yang menyimbolkan kekuasaan dan pangkat
yang semu tanpa bisa memerintah dan ikut mengatur pemerintahan karena aturan
dan kekuasaan yang lebih tinggi lebih berkuasa dalam memerintah dan mengatur.
Sehingga tangan kanan serta seluruh komponen pemerintahan yang ada dibawahnya
hanya dapat tunduk dan patuh terhadap aturan main yang dibuat.
Dalam
karya ini henri menggambaran sosok pewayangan yang digarap secara bebas dan
imajinatif sebagai lambang dan simbol dari kritik pemerintahan yang ingin
disampaikannya, sosok buto bergigi tajam dengan kepala berisi dua orang pemimpin
mempunyai arti sebagai penguasa yang semenang-menang dan kejam dan tanpa
pertimbangan pada setiap keputusan yang akan diputuskannya.
Dalam
karya ini seniman mengemas karyanya hingga memiliki karakter tersendiri yang
mencerminkan bagian dari kesewenang-wenang an dan kemurkaan dalam memerintah
pemerintahan, bagaimana dia mampu menarik dan memancing perhatian audins untuk
berinteraksi secara langsung dan mencoba mengajak berfikir tentang bagaimana
sistem pemerintahan kita jika dipimpin oleh orang-orang yang hanya mementingkan
kepentingan pribadi. Bagaimana nasib dan masa depan bangsa kita.?
Dengan
perkembangan jaman yang begitu pesat, membuat kita dipaksa untuk lebih keras
dalam hal persaingan diberbagai bidang, sehingga secara tidak kita sadari
sekarang ini kita hidup dalam persaingan yang hebat sehingga terkadang membuat
seseorang ketika sudah mendapatkan kedudukan dan kekuasaan menjadi lupa diri
dan semena-mena dalam memerintah.
4. Penilaian
Karya
heri dono ini , penilaian yang akan digunakan ialah paham postmodern yang
bersifat bebas dan menghalalkan manusia untuk berpikir apapun tentang suatu
kejadian, atau objek yang ada.
Karya
seni tidak lahir dan ada begitu saja, selalu berkaita, berdasarkan kejadian
disekitar, atau pengalaman secara pribadi dirasakan dapat digunakan sebagai
sumber potensial. Yang dimaknai sebagai pengalaman estetik. Hasil karya sebagai
representasi dari emosi-emosi modern seperti karya henri dono, yang ingin
merepresentasikan adanya sistem kekuasaan yang otoriter dan semena-mena dalam
negeri ini, termasuk keresahannya mengenai hal tersebut.