Minggu, 11 Januari 2015

kritik seni holistik

KRITIK KARYA SENI LUKIS
(pendekatan holistik)

Judul : Menunggu ratu adil
Tahun : 2010
Ukuran : 150 x 200 cm
Media : acrylic on kanvas
1.      Deskripsi karya

Karya lukis yang dibuat oleh heri dono berjudul “menunggu ratu adil” divisualisasikan dengan metafora yang sangat khas dengan penggambaran pejabat negara yang ditempatkan pada kaleng kerupuk kerung murah yang sering kita lihat di warung-warung dan disebelah kaleng kerupuk murah berdiri sesosok tokoh yang dalam penggambarannya hampir mirip dengan salah satu petinggi negara. Dengan penggambaran mulut yang besar dan seram dengan dua orang penggerak dari wayang besar. Dan gambar kepala yang melekat pada tangan di depan wayang seolah berperan sebagai pesuruh atau orang yang bertugas menjalankan tugas.
Medium lukisan heri dono adalah cat acrilyc yang dikerjakan diatas kanvas berukuran 150 x 200 cm dengan background dengan warna gelap agak bertekstur, dengan teknik dry brush atau sapuan kuas kering dengan gaya abstrak imajinatif. Dalam karya ini sepertinya seniman ingin mencoba  menyampaikan kritik dan kekhawatirannya terhadap sistem pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang tidak bertanggung jawab dan mementingkan kepentingan kelompok serta kepentingan pribadi dalam bentuk karya dua dimensi pada kanvas dengan pilihan warna-warna dan bentuk karakter visual yang khas dalam karya lukisanya.

2.      Analisis

Visualisasi yang ditampilkan oleh heri dono dengan bentuk ekspresif imajinatif, yang tertata rapi dengan permainan warna yang digarap dengan warna-warna panas dan gelap yang seakan juga menggambarkan kondisi pemerintahan yang nyata. Dan warna cream dan pasta pada objek membuat lukisan nampak kontras dan menarik ketika dilihat dengan perpaduan background gelap, merah agak kecoklatan hitam. Dan secara keseluruhan karya heri dono terlihat mampu sejanak menghibur mata maupun pikiran kita untuk berfikir tentang pemimpin negeri ini.
3.      Interpretasi

Henri dono mengajak kita untuk peka terhadap permasalahan politik yang ada di negara kita ini. Dengan tampilan seorang pejabat yang digambarkan ber jas dan berpeci hitam dalam kaleng kerupuk diatas motor yang menyimbolkan kekuasaan dan pangkat yang semu tanpa bisa memerintah dan ikut mengatur pemerintahan karena aturan dan kekuasaan yang lebih tinggi lebih berkuasa dalam memerintah dan mengatur. Sehingga tangan kanan serta seluruh komponen pemerintahan yang ada dibawahnya hanya dapat tunduk dan patuh terhadap aturan main yang dibuat.

Dalam karya ini henri menggambaran sosok pewayangan yang digarap secara bebas dan imajinatif sebagai lambang dan simbol dari kritik pemerintahan yang ingin disampaikannya, sosok buto bergigi tajam dengan kepala berisi dua orang pemimpin mempunyai arti sebagai penguasa yang semenang-menang dan kejam dan tanpa pertimbangan pada setiap keputusan yang akan diputuskannya.

Dalam karya ini seniman mengemas karyanya hingga memiliki karakter tersendiri yang mencerminkan bagian dari kesewenang-wenang an dan kemurkaan dalam memerintah pemerintahan, bagaimana dia mampu menarik dan memancing perhatian audins untuk berinteraksi secara langsung dan mencoba mengajak berfikir tentang bagaimana sistem pemerintahan kita jika dipimpin oleh orang-orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadi. Bagaimana nasib dan masa depan bangsa kita.?

Dengan perkembangan jaman yang begitu pesat, membuat kita dipaksa untuk lebih keras dalam hal persaingan diberbagai bidang, sehingga secara tidak kita sadari sekarang ini kita hidup dalam persaingan yang hebat sehingga terkadang membuat seseorang ketika sudah mendapatkan kedudukan dan kekuasaan menjadi lupa diri dan semena-mena dalam memerintah.

4.      Penilaian

Karya heri dono ini , penilaian yang akan digunakan ialah paham postmodern yang bersifat bebas dan menghalalkan manusia untuk berpikir apapun tentang suatu kejadian, atau objek yang ada.

Karya seni tidak lahir dan ada begitu saja, selalu berkaita, berdasarkan kejadian disekitar, atau pengalaman secara pribadi dirasakan dapat digunakan sebagai sumber potensial. Yang dimaknai sebagai pengalaman estetik. Hasil karya sebagai representasi dari emosi-emosi modern seperti karya henri dono, yang ingin merepresentasikan adanya sistem kekuasaan yang otoriter dan semena-mena dalam negeri ini, termasuk keresahannya mengenai hal tersebut.